Minggu, 21 Juni 2009

di batas puing..

Diantara puing rindu,,
Dan diantara hembus cahayamu, aku rasakan seakan menembus jantung anima.
Aku sadar, aku terdiam.
Sejenak aku terpaku, menatap alunan cahayamu,,
kubiarkan seiring kau tertawa angkuh
rupanya belum sepenuhnya aku terlambat.
ya,,, setidaknya tentang tawamu itu..
lagi-lagi kau semakin angkuh, aku kalah. -…untuk kali ini”
kini kau leburkan pesonamu, selembut wajahmu yang mulai berubah.
Semakin aku tak mengerti, disaat kau bawa aku dalam persimpangan ini.
Disaat aku tau wangi tubuhmu, disaat itu pula kau memasungku..
Seraya ku bertanya, “..masihkah ada ruang tersisa?
Masihkah pagi bergelayut semi?
Oh,, sayang,, rupanya aku terhanyut dalam fatamorganamu..
Seiring kau terdiam bisu.
Dalam gersang padang, kau tunjukan oase semu.
Hening diantara riuh. Sepi, sunyi,
Tentang tawamu, senyumu,
Aku bosan, aku muak,

…….Hening.

------------------------------------------------- 14 Desember 2008
- Wong Solo-

0 komentar:

Posting Komentar