Selasa, 24 November 2009

Bunga yang tertinggal

Bunga awan bertajuk rindu.
Aku persembahkan untuk yang terakir.
Lelah aku mengarungi savanamu, sudah aku tak sanggup.
Aku pergi tanpa senyum yang sempat mengembang.
Aku meninggalkanmu melalui kata yang memecah.

Bunga di tepi awan… maafkan aku demi senyum yang tercipta.
Mungkin aku tak pandai menghadirkanmu senja dan pagi.
Selebihnya mungkin aku tak pandai menterjemahkan garis matamu.
Aku buta…!!! Atau apa yang sering kaukatakan itu…

Bunga ditepi awan…
Betapa berat aku memaknai setiap langkah ini.
Betapa berat aku melawan kebisuan ini.
Semua sudah engkau ukir, sudah kau bukukan diujung perjalanan ini.
Aku tau, engkau bukan sedang memilihkanku.
Tapi engkau telah membuatku memilih.
Memilih untuk memutuskan tentang arti penyesalan,
……………………dan kerinduan yang sejatinya telah terpasung.

Kini harus aku lalui kegelapan dan senyum malam.
Dan takkan mampu terterangi walau sribu cahaya.
Bahkan aku tak pernah tau untuk sekedar menitipkan air mata ini.

Aku mencintaimu, namun aku lebih takut aku tak pantas kau cintai.
Bukan saat ini,
Tapi saat nanti ketika kau mampu memikirkanya….


========= Agust ‘09

0 komentar:

Posting Komentar