Selasa, 24 November 2009

Pecundang malam…

Pecah..kau katakan dalam gejolak yang membisu…
denting awan tiba berderu…
aku malu..
pada duri-duri dijalan yang kini kering....
ah bilakah kau tau..walau kau tak pernah tau.. pernah kau diamkan rasa ini…
pernah kau putar waktu untuk sebuah kenaifan..

ha…ha…ha…pernah kau tertawa untuku…
pernah kita rasakan hangatnya waktu..

Sampai saat kau tikam..
akupun terpaku..
aku menjerit..
kadang membenci..
sedikit tertawa..
mungkin kosong..
kau tau pedangmu kali ini begitu tajam,setidaknya saat mencumbu liang sanubari…
namun ku coba memahami, dan karena awan masih bertanya-tanya..

cukup lama hari menunggu senyumu..
walau sepi menanti sebuah cerita..
tapi kulihat dia memang begitu jalang..
membelah malam yang begitu pekat..
kulirik senyumu semakin menghilang…
kutepis..
namun malam sudah terlanjur..dan enggan membagi cerita dan senyumu..
dan NYARIS AKU BERKATA ENTAH..

0 komentar:

Posting Komentar